ELiN NEWS TV.COM-Dua dari empat tersangka pelaku penganiayaan terhadap MH (14) siswa MAN 1 Medan berhasil ditangakap Team Reskrim Polrestabes Medan.Sedang kedua pelaku lainnya masih di boron.
Kita telah menangkap 2 orang pelaku, sedangkan kedua pelaku lainnya masih kita boron dan keberadaan kedua telah kita ketahui,”sebut Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir, saat dikonfirmasi wartawan Selasa (28/11/2023).
Dikatakannya, 2 pelaku yang telah ditangkap yakni seorang mahasiswa berinisial A selaku senior korban dan seorang lagi teman sekolah korban berinisial MAS (14).
“Untuk yang belum tangkap, ada 2 orang lagi salah satunya berinisial F yang juga mahasiswa yang juga senior korban,” sebut Kasat.Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir.
Sebelumnya MHD ramaja 15 tahun yang baru duduk dibangaku kelas 1 mengalami perlakuan tak manusiawi. Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN 1) Medan ini babak belur setelah diculik dan dianiaya, dipaksa makan lumpur, menghisap sandal, makan daun dan ranting, juga dipaksa minum air liur (ludah) oleh sekelompok remaja, Kamis, 23 November 2023 lalu.
Akibat dari perlakuan sekelompok remaja tersebut korban menderita luka bakar, sempat menjalani perawatan di rumah sakit. Diduga kuat, pelaku merupakan kelompok geng sekolah dan alumni yang mengamuk karena korban kabarnya menolak bergabung dengan kelompok mereka.
Berdasarkan informasi, usai kejadian tersebut, orang tua korban Rahmat Dalimunthe (49), melaporkan peristiwa tersebut ke Polrestabes Medan. Laporan itu tertuang dalam STTLP/ B/3910/XI/ 2023/SPKT/POLRESTABES MEDAN/POLDA SUMATERA UTARA tertanggal 24 November 2023.
Dalam laporan tersebut, pelaku disebutkan berinisial MASRN dkk. Kabarnya, pelaku yang rata-rata masih berusia di bawah umur dan bersekolah di tempat yang sama, berjumlah sekitar 20 orang.
Informasi lain juga menyebutkan para pelaku disebut-sebut, komplotan yang tergabung dalam kelompok geng Parman Solidarity di bawah kepemimpinan alumni MAN 1 stambuk 2021 berinisial FAR.
Saat ditemui di kediamannya di Rumah Tahfidz Anwar Saadah, Jalan Persamaan, Gang Aman, Simpang Limun, Kecamatan Medan Ampalas, MHD yang didampingi ibunya, mengaku masih mengalami trauma berat.
Dalam keadaan menahan rasa sakit, AMD bercerita, peristiwa sadis yang dialaminya, berawal ketika pihak MAN 1 yang berlokasi di Jalan Pertiwi, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung, memulangkan siswanya lebih cepat termasuk korban, karena ada rapat persiapan Hari Guru Nasional.
Sekitar pukul 10.00 Wib, korban yang mengendarai sepeda motor beranjak dari sekolahnya. Namun tak jauh dari sekolah korban menghentikan laju motornya.
Namun tiba-tiba tak disangka, dari arah belakang, sekelompok pelaku yang juga mengendarai motor menghampirinya. Korban lalu dipaksa ikut mereka dan dibawa ke sebuah warung yang lokasinya asing bagi putra semata wayang pasangan Rahmat Dalimunthe dan Khairani Anwar tersebut.
“Di warung itu aku langsung dipukuli, dikeroyok mereka. Aku juga dipaksa makan lumpur, menghisap sandal, makan daun dan ranting, juga dipaksa minum air liur (ludah) para pelaku,” ucapnya.
Tidak itu saja, lanjut korban, pelaku juga menyulut korban dengan api rokok dan menempel kunci yang sudah dipanaskan ke tubuhnya hingga kulit bagian tangan korban melepuh dan sengaja dibentuk seperti inisial huruf.
Mengetahui hal itu, orangtua korban pun langsung melarikannya ke RS Mitra Sejati di kawasan Titi Kuning, Medan Johor. Hasil pemeriksaan medis, korban diketahui mengalami luka memar di sekujur tubuh, bibir pecah dan luka bakar.
Sementara itu, ibu korban AMD, Khairani Anwar meminta agar aparat kepolisian mengusut tuntas kasus ini dan menangkap para pelakunya.
“Saya tidak terima anak saya satu-satunya diperlakukan seperti ini seperti binatang. Saya memohon kepada pihak kepolisian untuk segera menangkap pelaku dan menindak semuanya sesuai hukum yang berlaku, termasuk jika yang terlibat pelajar di MAN 1 atau alumni,” tegas ibu korban menahan emosi.
Ibu korban juga berharap, kasus serupa tidak lagi terjadi, sehingga para anak didik yang bersekolah di mana pun bisa nyaman bersekolah.
“Semoga apa yang dialami anak saya ini peristiwa yang terakhir. Jangan terulang lagi. Para orang tua tentu resah dengan kejadian ini. Kami para orang tua berharap para orangtua juga lebih ketat mengawasi buah hatinya. Jangan sampai menjadi korban atau terlibat kelompok geng begini,” tutup ibu korban sambil menangis.
Sementara Kepala MAN 1 Reza Faisal yang dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya peristiwa penganiayaan yang dialami anak didiknya.
“Betul ada kejadian seperti itu. Namun sementara ini detailnya masih ditelusuri dengan melibatkan siswa dan orang tua siswa yang diindikasikan terlibat,” ucapnya melalui pesan singkat Whatsapp, Sabtu (25/11/2023).
Namun demikian, Reza meminta waktu untuk mendapatkan keterangan yang lengkap dari siswa dengan melibatkan orang tua siswa.
“Kami juga sedang mendalami kejadian dengan meminta keterangan dari guru, wali kelas yang sedang bertugas pada kejadian itu. Kami sudah secara langsung melihat kondisi siswa yang bersangkutan, kami memohon doa atas kesembuhan dari siswa yang mengalami kejadian yang tidak kita inginkan ini,” tutupnya.(*/lin)