MEDAN – Permainan rakyat dan olahraga tradisional punya banyak filosofi yang positif. Maka dari itu penting bagi setiap elemen untuk memperkenalkan kembali permainan rakyat ke tengah-tengah masyarakat.
Demikian disampaikan Walikota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution dalam kegiatan Kolaborasi Kemerdekaan Festival Permainan Rakyat, Selasa (15/8/2023) di Rumah Kolaborasi Bobby Nasution (RKBN) Jl Cik Ditiro Medan.
Kegiatan itu merupakan kolaborasi antara RKBN dengan Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Provinsi Sumut dan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Usia Dini (Himpaudi) Sumut.
Ada permainan rakyat seperti congklak, engklek, terompah, bolak balik balok, egrang, gasing, rangku alu yang ditampilkan di sana. Hadir sejumlah guru PAUD dari Himpaudi Sumut serta 156 anak-anak dari sejumlah PAUD yang ada di Kota Medan.
“Tadi saya lihat banyak orangtua yang main congklak dan terompah. Permainan rakyat ini menjadi nostalgia bagi orangtua kita. Bagi anak-anak ini jadi perkenalan baru bagi mereka. Melatih ketangkasan mereka. Ayo kita perkenalkan lagi permainan rakyat ini ke tengah masyarakat,” kata pria yang karib disapa Bobby Nasution itu.
Alumni Magister IPB itu menilai permainan rakyat memiliki filosofi yang positif dan menginspirasi bagi generasi muda.
“Seperti tadi saya main terompah panjang atau bakiak ya. Terompah ini punya filosofi tentang kekompakan, kolaborasi dan kepemimpinan. Kalau tidak kompak ya jatuh tersungkur,” kata Bobby.
Sementara itu Ketua KPOTI Sumut Agustin Sastrawan Harahap MPd menegaskan kolaborasi antara KPOTI Sumut, RKBN dan Himpaudi Sumut merupakan wujud ikhtiar strategis dalam membangun peradaban. Mengaktivasi kembali permainan rakyat dan olahraga tradisional di tengah masyarakat untuk menghidupkan nilai-nilai bela rasa, bela bangsa dan bela negara.
“Kita harus terus menggali, mendata dan melestarikan permainan rakyat agar peradaban dan kebudayaan kita tidak luntur oleh kemajuan teknologi. Kami mengapresiasi Bang Bobby Nasution yang menginisiasi gerakan pelestarian permainan rakyat ini. Semoga ekosistem kebudayaan makin tumbuh di Sumatera Utara,” tegas Agustin yang juga Dosen Unimed tersebut.
Kata Agustin, permainan rakyat punya dampak yang positif bagi tumbuh kembang anak. Melatih ketangkasan dan kecerdasan anak-anak serta kepemimpinan.
“Maka jangan kita biarkan anak-anak kita diperdaya oleh gadget atau handphone. Mari kita latih ketangkasan dan kecerdasan anak-anak ini dengan bermain permainan rakyat. Karena anak-anak ini adalah bermain. Jangan larang mereka bermain. Tapi kita dorong ke arah yang positif,” tukas Agustin.
Ketua RKBN Muhammad Asril menegaskan Bobby Nasution berkomitmen kuat dalam pelestarian kebudayaan dan kearifan lokal. Maka melestarikan permainan rakyat dan olahraga tradisional menjadi salahsatu instrumen penting untuk terus diwujudkan.
Asril mengajak seluruh elemen masyarakat di Kota Medan bisa berperan aktif dalam melestarikan permainan rakyat.
“Sebab permainan rakyat seperti engklek, pecah piring, samber lang, egrang ini pernah mewarnai masa-masa kecil kita. Permainan rakyat ini tumbuh bersama kita. Kita bermain sekaligus bisa menjadi tangkas dan cerdas,” kata Asril.
Maka itu penting bagi seluruh pihak untuk berkomitmen kuat menghindari anak-anak dari ketergantungan gadget atau smartphone.
“Ini adalah harapan kita bersama bahwa anak-anak harus terhindar dari ketergantungan gadget, anak-anak harus bisa bermain yang sekaligus bisa melatih kecerdasan dan ketangkasannya,” tukas Asril. (Red)