MEDAN – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan penyaluran kredit di Sumatera Utara hingga Oktober 2024 tumbuh sebesar 9,69 persen,
atau sebesar Rp 279,43 triliun.
” Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan periode tahun sebelumnya (yoy) Rp254,74 triliun, atau yang tumbuh negatif 0,86%,” ungkap Kepala OJK Sumatera Utara, Khoirul Muttaqien dalam siaran persnya, Jumat (20/12/2024)
Kredit yang mengalami pemulihan, kini tumbuh lebih kuat yaitu sebesar 9,69 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sebelumnya sebesar -0,86 persen yoy pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurutnya ini mengindikasikan bahwa ekonomi daerah terus mengalami kemajuan yang stabil.
Sebagian besar penyaluran kredit tersebut difokuskan pada kredit produktif. Nilainya mencapai Rp193,27 triliun, atau sebesar 69,17 persen dari total kredit, tumbuh 7,66 persen yoy.
Pertumbuhan ini, katanya menunjukkan pemulihan setelah periode kontraksi pada tahun sebelumnya.
Ia menambahkan peningkatan kredit produktif tersebut terutama didorong kredit Modal Kerja, yang berkontribusi sebesar 44,11 persen dari total kredit dan tumbuh 8,70 persen yoy.
Sementara itu, kredit Investasi dengan porsi 24,06 persen mencatat pertumbuhan 5,77 persen yoy.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan kredit produktif terutama didorong sektor pertanian, yang mencatat kenaikan signifikan sebesar 14,84 persen (yoy), menjadikannya kontributor utama pertumbuhan kredit pada periode ini.
Dorongan utama berasal dari subsektor perkebunan kelapa sawit, yang tumbuh pesat sebesar 16,89 persen (yoy).
Kenaikan ini dipicu meningkatnya permintaan CPO di pasar internasional dan perbaikan harga komoditas tersebut.
Selain itu upaya peningkatan produktivitas serta ekspansi lahan di Sumatera Utara turut memperkuat pertumbuhan kredit di subsektor ini. ( swisma)