Afri Rizki Lubis Terima Keluhan Warga soal DBD yang Disebabkan Genangan Air Pengorekan Parit

MEDAN – Keluhan Demam Berdarah Dengue (DBD) disampaikan warga saat bertatap muka dengan anggota DPRD Medan, M Afri Rizki Lubis SM MIP, di Pelataran Parkir Mesjid Nurul Ikhwan, Jalan Karya Kasih Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor, Senin (10/4/2023) sore.

Legislatif muda Fraksi Golkar DPRD Medan ini bertemu warga dalam kegiatan Sosialisasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Penanggulangan Bencana.

“Gara-gara pembongkaran parit di Jalan Karya Tani, kawasan itu jadi becek saat hujan turun dan berdebu tebal bila panas terik. Mirisnya, genangan air karena pembongkaran parit itu menjadi sarang nyamuk. Dan sudah ada warga yang kena DBD. Melalui ananda Rizki, kami memohon agar bekas pembongkaran parit dirapikan,” ujar seorang warga, Puput.

Persoalan yang sama juga dikeluhkan warga lainnya, Desi. Yang meminta agar penanggulangan DBD segera digiatkan, supaya tidak meluas.

Ibu rumah tangga ini juga mempertanyakan sosialisasi soal penanganan bencana bagi mereka yang tinggal di pinggiran sungai. “Selama ini, warga pinggir sungai yang sudah sering menjadi korban banjir, bingung harus melapor dan mengadu ke mana,” ungkapnya.

Sementara itu warga lainnya, Hanifah, memprotes pengorekan parit di depan rumahnya, Lingkungan 13, yang terkesan tidak peka kondisi. Gara-gara pengorekan, tiang listrik di depan rumahnya jadi miring dan hampir tumbang. “Sudah mau roboh, Pak Rizki. Kita was-was terus, takut tumbang dan menimpa warga,” keluhnya.

Mendengar keluhan-keluhan ini, anggota DPRD Medan yang baru saja menyandang gelar S2 ini berjanji akan segera menindaklanjuti persoalan ini ke OPD terkait.

“Kita meminta agar perwakilan OPD segera menyelesaikan keluhan warga hari ini. Terkait DBD, memang harus cepat ditangani agar jumlah kasus tidak meningkat. Seperti melakukan pembersihan dari sampah-sampah yang menjadi tempat genangan air dan sarang nyamuk,” ucap Afri Rizki Lubis.

Pihak kelurahan, kecamatan hingga OPD terkait juga diminta agar segera melakukan fogging. Apalagi Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu kawasan endemik DBD.

Dalam sosialisasi ini, Afri Rizki Lubis menjelaskan bahwa Perda Penanggulangan Bencana dimaksudkan agar warga lebih antisipasi menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja.

“Bencana bisa datang kapan saja. Namun, dengan perilaku antisipasi dan mawas diri akan meminimkan dampak bencana yang terjadi. Itu sebabnya, perda ini mendorong warga untuk menumbuhkan sikap kepedulian terhadap lingkungan. Karena salah satu faktor penyebab bencana adalah lingkungan yang tidak terjaga dan terawat,” papar Afri Rizki, yang dikenal cukup akrab dengan konstituennya.

Ia kemudian mencontohkan persoalan banjir dan sampah lingkungan. Keduanya merupakan tanggung jawab bersama, bukan pemerintah semata.

“Budayakanlah membuang sampah pada tempatnya. Apalagi sampah sudah sering kali menjadi penyebab utama terjadi banjir. Ini bukan persoalan yang bisa kita anggap remeh,” ujar Afri Rizki.

Sebagai salah satu dari 5 program prioritas Pemko Medan, lanjutnya, keberhasilan program penanggulangan bencana tidak luput dari partisipasi dan dukungan seluruh warga Kota Medan.

Sementara itu, perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan, Muh Yamin Daulay memaparkan tahapan-tahapan yang ada dalam Perda Penanggulangan Bencana.

“Ada tiga tahapan dijelaskan dalam Perda Penanggulangan Bencana. Yakni Pra Bencana, Tanggap Darurat dan Pasca Bencana. Dan pelaksanaan sosialisasi hari ini termasuk tahapan pra bencana,” jelas M Yamin.

Ia mengatakan, perubahan perilaku masyarakat menjadi salah satu poin penting dalam penanggulangan bencana. Itu sebabnya, di beberapa titik rawan bencana, BPBD Kota Medan memasang himbauan dan informasi langkah-langkah yang dilakukan saat bencana terjadi.

“Kita telah memasang rambu-rambu himbauan di beberapa titik yang sering dilanda bencana, khususnya banjir. Termasuk jalur evakuasi saat terjadinya bencana,” urainya lebar.

Sebagai langkah tanggap darurat saat bencana terjadi, sambungnya, BPBD segera melakukan evakuasi dan penanganan.

“Yang paling penting, kita menghimbau agar jangan panik saat bencana. Kepanikan bisa menyebabkan persoalan lain. Tetaplah berkoordinasi dengan lurah dan camat setempat, agar senantiasa memperoleh informasi yang pasti,” jelasnya.

Sedangkan tahapan pasa bencana, merupakan tahapan pemulihan atas dampak bencana. Seperti pembangunan infrastruktur dan pemulihan trauma psikis.

Meski berlangsung di tengah ibadah puasa, namun ratusan warga yang hadir tampak begitu antusias mengikuti rangkaian kegiatan sosialisasi hari ini.

Di akhir kegiatan, Afri Rizki Lubis pun tak lupa mengingatkan warga agar terus meningkatkan ketaqwaan melalui ibadah puasa di bulan suci Ramadhan 1444H.

“Semoga kita selalu diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan ini. Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah kita dan memberikan keberkahan yang berlimpah,” ucap Afri Rizki. (Red)