MEDAN – Anggota DPRD Sumatera Utara H Wagirin Arman SSos, mengingatkan warga betapa pentingnya menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sosial bermasyarakat dan berbangsa, sebagai warga negara Indonesia.
Himbauan ini disampaikannya saat melaksanakan kegiatan ‘Penyeberluasan Ideologi Pancasila dan Penguatan Wawasan Kebangsaan’ di Lapangan Garuda Desa Buntu Bedimbar, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu (23/7/2023).
“Dalam nilai-nilai Pancasila, yang menjadi pandangan dan landasan bangsa Indonesia, salah satu intinya adalah tenggang rasa, tepo seliro. Dan nilai-nilai itu harus dipraktekkan dalam kehidupan nyata,” ujar Wagirin Arman.
Kegiatan yang dihadiri ratusan warga pensiunan PTPN2 ini, diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan teks Pancasila yang diikuti seluruh peserta.
Acara yang dibalut silaturahmi ini semakin semarak, saat persembahan tarian-tarian dari anak-anak warga setempat. Wagirin Arman tampak tersenyum bahagia berbaur, menari dan bernyanyi bersama warga, yang berkali-kali meneriakkan ‘Wagirin Arman, Lanjut DPRD Sumut”.
Menginjak usia yang ke 75 tahun, Wagirin Arman mengungkapkan, dirinya mengagumi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Yang terus digali dan dipelajarinya untuk dipraktekkan.
“Nilai-nilai Pancasila harus dipraktekkan. Manusia Pancasila, hidup dalam praktek, hidup dalam aturan. Tidak boleh ada sikap semena-mena,” ungkap anggota Fraksi Golkar DPRD Sumut ini.
Wagirin Arman kemudian mengingatkan pentingnya penanaman nilai-nilai Pancasila sejak dini di lingkungan keluarga dan masyarakat, sekaligus menanamkan rasa cinta tanah air dan kebangsaan.
Sementara itu, Khairul Basri Sitorus, yang hadir sebagai nara sumber, lebih lanjut menguraikan tentang nilai-nilai terkandung dalam Pancasila.
“Pancasila tidak lahir mendadak. Kita sama-sama tahu, lahirnya Pancasila melalui proses panjang. Dan sejatinya, Pancasila mengandung nilai-nilai hidup, pandangam hidup,” ujar Khairul Basri Sitorus.
Ia mengatakan, Pancasila hal yang tidak dapat diubah dan menjadi landasan dan pandangan hidup, agar tidak terpapar ideologi negara lain.
“Agama dan kepercayaan dijamin melalui sila pertama Pancasila. Namun, negara tidak berhak memaksakan agama dan kepercayaan yang dianut warga. Warga dibebaskan memilih agama dan kepercayaan yang dianut,” urainya.
Melalui sila kedua, seluruh warga Indonesia memiliki hak dan nilai dan derajat yang sama sebagai insan manusia. Tanpa membedakan jabatan dan status sosialnya.
“Sila ketiga, menegaskan sikap bangsa yang menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan. Karena keutuhan bangsa menjadi prioritas,” terang Khairul.
Sedangkan pada sila keempat, memaknai pentingnya penyelesaian masalah melalui musyawarah.
“Melalui sila kelima, penegasan keberhasilan cita-cita bangsa melalui keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Tujuan dan cita-cita akhir bangsa, seluruh warga indonesia mampu merasakan keadilan sosial,” tutupnya.
Dalam kesempatan itu, sejumlah warga pensiunan karyawan PTPN2, yang tergabung dalam Kelompok Penerus Pensiunan Bersatu (KPPB) meminta dukungan dari Wagirin Arman.
Warga mengharapkan dukungan Wagirin Arman dalam memediasi permasalahan terkait pemukiman lahan PTPN2 dan nasib para pensiunan karyawan PTPN2 yang telah 30 tahun mendiami lahan tersebut.
“Kami sudah mengabdikan di PTPN 2 bahkan ada yang dua generasi namun ketika penggosongan tempat tinggal hanya mendapatkan tali asih senilai Rp31 juta dinilai tidak layak diterima. Tak sampai disitu para pensiunan sudah cukup mendapatkan somasi maupun teguran lainnya kepada kami,” ucap Ketua KPPB Deli Serdang, Hery Darmawan.
Menanggapi permintaan warga, Wagirin Arman kemudian berjanji akan mendampingi dan memperjuangkan keinginan warga tersebut.
Uniknya, di akhir kegiatan, warga menyerahkan buah tangan sebagai tanda kekaguman terhadap Wagirin Arman. Dan juga sebagai simbol kuatnya tali kasih, silaturahmi warga dengan Wagirin Arman yang terjalin selama ini. (Red)